Longsor Timpa Tiga Rumah di Kumejing Wadaslintang

Longsor Timpa Tiga Rumah di Kumejing Wadaslintang

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Sebanyak tiga unit rumah di Dusun Pekiringan Desa Kumejing Wadaslintang tertimpa longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peritiwa itu, namun longsor telah merusak bagian belakang rumah milik perempuan sepuh di dusun tersebut. “Longsor menimpa tiga rumah. Di antaranya milik Mbok Kaminem, Muslihati dan Mbok Mini. Semuanya di RT 15/04 Dusun Kiringan Kumejing,” ungkap Kadus Pekiringan Kumejing, Muhkamil kemarin. Menurutnya, longsor tersebut terjadi setelah kawasan Kecamatan Wadaslintang. Utamanya di sebrang Waduk Wadaslintang di guyur hujan deras semalaman. Dengan kondisi kontur perbukitan, Desa Kumejing memang rawan tanah longsor dan tanah bergerak. “Setelah hujan dengan intensitas tinggi dan lama. Kemudian terjadi longsor,” ucapnya. Pihaknya mengaku telah melaporkan peritwa itu kepada pihak pemerintah desa dan menggerakkan warga setempat untuk melakukan gotong royong menyingkrikan material longsor dan membersihkan ketiga rumah tersebut. “Kami sudah bergerak memberishakn materila longsor secara gotong royong. Sehingga, kondisi kembali normal, rumah sudah bersih lagi,” ucapnya. Selain di Desa Kumejing, hujan besar di Wonosobo juga telah mengakibatkan longsor di Dusun Gombangsari Jonggolsari, Leksono. Senderan sepanjang 15 meter longsor dan menimpa kandang kambing. Baca Juga Hujan Deras, Longsor Terjadi di Windusari dan Kajoran Danramil 13 Leksono Kodim 0707/Wonosobo Lettu Inf Salman bahwa telah terjadi longsor di Dusun Gombangsari dan menimpa kandang kambing milik warga setempat hingga ambrol. Pihaknya  bersama anggota, polsek, perangkat desa dan masyarakat gelar gotong royong membersihkan material longsor. “Tidak ada korban jiwa. Hanya kanadng kambing milik warga, tapi jika tidak diantisipasi. Maka longsor bisa saja merembet, karena hujan deras masih sering turun di daerah itu,” katanya. Menurutnya, kegiatan karya bakti ini memberisihkan material senderan yang longsor, memisahkan antara batu dengan material tanah. Diharapkan batu-batu itu bisa digunakan lagi, jika nanti senderan akan dibangun kembali. “Sudah kita bersihkan semua. Saluran air juga sudah kita pantua dan material yang ada di lokasi longsor juga sudah di pilah,” bebernya. Sebagai bentuk kesadaran lingkungan, pihaknya meminta warga  bersama sama memantau keadaan sekitar masing – masing.  Jika ada retakan, suara gemuruh atau pohon miring segeralah mencari tempat yang aman. “Dan juga jangan sampai ada saluran air yang terseumbat.  Itu semua merupakan salah satu ciri terjadinya bencana tanah longsor,” ucapnya. Dengan adanya kepedulian semua pihak, bencana bisa diminimalisir sehingga korban bisa ditekan. Bahkan bencana bisa dihindari. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: